Dosa dan kemurkaan Allah

00.24
Apa yang dimaksud dengan dosa? Dosa adalah melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak dan keridhaan Allah, dan melanggar petunjuk-petunjuk yang telah dia berikan melalui para rasul-Nya, khususnya Rasulullah saw, serta dengan berani melawan petunjuk-petunjuk tersebut, itulah dosa.

Apabila kepada seorang hamba manusia diberikan pengetahuan dan diajarkan tentang petunjuk-petunjuk Allah taala kemudian dia melanggar petunjuk-petunjuk itu secara durhaka dan jahat dia melakukan dosa, maka Allah taala akan marah sekali. Dan akibat dari kemarahan itu tidak hanya setelah mati saja dia peroleh, justru di dunia ini juga dia akan mengalami berbagai macam azab serta kehinaan.

Begitu jugalah keadaan para pemerintah duniawi. Yakni permerintah memberlakukan suatu hukum, kemudian jika ada yang melanggar hukum tersebut dan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan itu maka orang tersebut akan ditangkap dan dijatuhi hukuman. Sering kita lihat bahwa ada juga orang yang bisa selamat terhindar dari jeratan hokum duniawi terrsebut atau terluput dengan melarikan diri sejauh-jaauhnya. Dia bisa saja melarikan diri keluar daerah luar teritori.

Namun kemana manusia dapat melarikan diri setelah melakukan hal-hal yang menentang hukum-hukum serta petunjuk Allah taala? Sebab bumi dan langit yang tampak ini adalah milik-Nya. Tidak ada bagian bumi dan langit ini yang dimiliki oleh pihak lain, yang kiranya dapat menjadi tempat pelarian bagi kita.

Hal ini sangat penting dan selalu kita camkan, supaya manusa senantiasa takut kepada Allah taala. Jangan kita berani melanggar petunjuk-petunjuknya dan melakukakn dosa-dos. Sebab dosa adalah sesuatu yang sangat buruk. Dan tatkala manusia tidak lagi takut terhadap Allah taala dan dia menjadi berani melakukan dosa, maka kebiasaan Allah ini akan berlaku atas dirinya. Yakni kemurkaan Allah akan melindas orang yang berani melanggar itu, di dunia ini juga dan di akhirat.
Read On 0 komentar

ISLAM AGAMA FITRAH

03.28
Islam merupakan agama fitrah. Agama yang dikehendaki oleh fitrah manusia adalah Islam. Artinya di dalam islam tidak ada kepalsuan. Seluruh ajarannya bersesuaian dengan fitrah manusia. Tidak seperti halnya akidah Trinitas dan Penebusan dosa yang tidak dapat di mengerti. Orang-orang Kristen sendiri mengaku bahwa dimana saja Trinitas belum masuk, disana akan muncul permintaan akan Tauhid. Sebab, yang bersesuaian dengna fitrah hanyalah Tauhid. Seandainya pun Alquran syarif tidak ada, maka tetap saja fitrah manusia mengakui TAuhid. Sebab hal itu bersesuaian dengan syariat batin. Demikian pula seluruh ajaran Islam adalah bersesuaian dengan syariat batin. Berbeda dengan ajaran orang-orang Kristen yang bertentangan dengan hal itu.

Lihatlah baru-baru ini di Amerika terpaksa diluluskan hukum perceraian yang bertentangan dengan Injil. Mengapa hal itu harus terjadi? Sebabnya adalah jaran injil tidak bersesuaian dengan fitrah manusia.
Read On 0 komentar

Hadits-hadits tentang kasih Sayang Rasulullah

17.51
Abdullah bin Abu Bakar r.a. meriwayatkan dari seseorang katanya: “Pada suatu hari dalam perjalanan untuk berperang di Hunain, saya memakai sepatu kulit yang tebal. Saya berjalan dibelakang Rasulullah s.a.w. Karena jalan sangat sempit tiba-tiba kaki Rasulullah s.a.w. tersandung oleh sepatu saya dan terinjak dari belakang sehingga beliau kesakitan dan beliau segera memukul perlahan saja sambil mendorong saya kebelakang dengan sebuah pecut (cambuk) yang beliau pegang sambil bersabda: “Hai Fulan, engkau telah menyakiti kakiku.” Beliau (Abdullah bin Abu Bakar r.a) mengatakan: “sepanjang malam orang itu tidak bisa tidur karena dia merasa bersalah sudah menyakiti kaki Rasulullah s.a.w, dia berulang-kali berpikir dan menyesali diri sendiri, mengapa saya telah menyakiti Rasulullah s.a.w. Keesokan harinya pagi-pagi sekali seorang datang mencarinya untuk berjumpa Rasulullah s.a.w. Katanya, “saya dengan perasaan gemetar dan takut datang menghadap Rasulullah s.a.w. Beliau bersabda kepada saya” “Hai Fulan! Kemarin engkau telah menginjak kakiku dan engkau telah menyakiti aku. Tapi sebaliknya aku telah memukul sambil mendorong engkau kebelakang dengan cambukku ini supaya kakiku terlepas dari kaki engkau. Aku pukul engkau perlahan sambil mendorong engkau kebelakang dengan cambukku ini, tentu aku telah menyakiti engkau. Oleh karena itu ambillah dari aku 80 (delapan puluh) ekor domba sebagai balasan rasa sakit engkau karena cambukku ini.
Tengoklah bagaimana Rasulullah s.a.w Rahmatul-lil-Alamin telah berlaku terhadap seorang hamba yang lemah itu. Beliau s.a.w sendiri merasakan sakit karena terinjak oleh sepatu sahabat itu, dan untuk melepaskan kaki beliau dari bawah sepatu sahabat yang telah menginjak itu beliau mendorongnya kebelakang dengan cambuk yang beliau pegang. Sepanjang malam beliau s.a.w berpikir mengapa aku telah memukul dan mendorong orang itu kebelakang dengan cambukku ini. Tentu ia merasa sakit oleh cambukku ini, sedangkan beliau sendiri tidak memikirkan kesakitan yang disebabkan terinjak oleh kaki sahabat itu. Bahkan beliau karena merasa malu terhadap sahabat itu dan menyesal atas perlakuan beliau terhadapnya,sepanjang malam beliau s.a.w tidak bisa tidur. Akhirnya dengan rahmat dan kasih sayangnya, beliau s.a.w memberikan 80 ekor domba sebagai ganjaran atas perlakuan beliau s.a.w terhadap sahabat itu.

Kemudian dalam sebuah peristiwa lain lagi, lihatlah bagaimana perlakuan beliau s.a.w terhadap seseorang yang datang dari sebuah kampung yang tidak tahu adab sama sekali, bahkan nampaknya orang itu tidak mau belajar bagaimana berlaku adab terhadap seseorang. Bahkan orang itu sangat bangga atas kebiasaan perlakuan kasarnya. Namun beliau s.a.w telah memperlakukannya dengan ramah-tamah dan lemah lembut terhadapnya. Anas r.a. meriwayatkan, katanya, saya sedang menyertai Rasulullah s.a.w. diwaktu itu Rasulullah s.a.w menutup leher beliau dengan sehelai kain cadar yang pinggirannya tebal sekali. Ketika orang kampung itu datang langsung menarik kain cadar itu dengan kuatnya sehingga meninggalkan bekas goresan pada leher Rasulullah s.a.w. Lalu orang itu berkata: “Hai Muhammad harta apapun yang ada yang telah Allah taala anugerahkan kepada engkau letakanlah diatas kedua untaku ini. Karena engkau tidak akan memberi kepadaku dari harta engkau sendiri ataupun dari harta orang tua engkau. Mendengar kata-katanya itu mula-mula Rasulullah s.a.w diam saja tidak menjawabnya. Kemudian beliau s.a.w bersabda :

"Harta itu memang kepunyaan Allah taala Aku hanyalah seorang hamba-Nya. Setelah itu beliau bersabda: “ Engkau telah menyakiti aku. Engkau harus memberi pembalasan sebagai ganjaran kepadaku.”Orang kampung itu menjawab: “Tidak, aku tidak akan memberi apa-apa “Beliau bersabda: “Mengapa tidak? Mengapa kamu tidak mau memberi?” Dia menjawab: Aku tahu engkau tidak akan membalas keburukan dengan keburukan”. Mendengar jawabannya itu Nabi s.a.w tersenyum, dan beliau s.a.w faham maksud perkataan orang itu. Lalu beliau menyuruh sahabat beliau untuk meletakkan buah-buah kurma dan gandum (bahan makanan) diatas punggung kedua unta orang kampung itu.

Sebenarnya orang kampung itu bukanlah orang dungu. Dia tahu betul bagaimana kepribadian Rasulullah s.a.w yang dari ujung rambut sampai ujung kaki beliau merupakan wujud rahmat, beliau pema’af, belas kasih dan penyayang bagi makhluk Tuhan. Dia yakin apapun yang akan dia minta pasti akan dikabulkan oleh Rasulullah s.a.w.

Read On 0 komentar

Followers